02. Pandangan terhadap waktu
Tiap masyarakat
memilki pandangan yang relatif berbeda tentang waktu yang mereka
jalani.
Sebagai contoh: masyarakat Barat melihat waktu sebagai sebuah garis
lurus (linier).
Konsep garis lurus tentang waktu diikuti dengan
terbentuknya konsep tentang urutan kejadian.
Dengan kata lain
sejarah manusia dilihat sebagai sebuah proses perjalanan dalam
sebuah garis waktu sejak zaman dulu, zaman sekarang dan zaman yang akan datang.
Berbeda dengan masyarakat
Barat, masysrakat Hindu melihat waktu
sebagai sebuah siklus yang terus berulang tanpa akhir.
Cara pandang
terhadap waktu bukan hanya sekedar cara melihat detikan arloji pada
dinding yang terus berputar tanpa henti dan menunggu komando dari
setiap orang, namun waktu lebih dilihat sebagai kesempatan, uang
dan karya yang terus berlangsung mengukir hidup yang tiada
hentinya.
Kebebasan waktu terjadi dimana orang mampu memberikan
segala karya, cipta, dan karsanya bagi
semua.
02. 1. Kebebasan Waktu
Untuk mengukur skala waktu yang berlangsung sangat cepat (di dalam dunia elektronika dan semi konduktor), kebanyakan orang menggunakan satuan mili detik (seperseribu detik), mikro detik (seper satu juta detik), nano detik (nanoseconds), piko detik (picoseconds), dst.
Dalam dunia fisika,
dimensi waktu dan dimensi ruang (panjang, luas, dan volume)
merupakan besaran pengukuran yang mendasar, selain juga massa dari suatu benda (time, length and
mass).
Gabungan dari waktu, ruang dan massa ini dapat dipakai
untuk menceritakan dan menjelaskan misteri alam semesta secara
kuantitatif (berdasarkan hasil pengukuran).
Misalnya tenaga (energi) dinyatakan dalam satuan ukuran
kg*(meter/detik)kwadrat atau yang sering kita kenal sebagai satuan
watt*detik atau joule.